Sabtu, 31 Maret 2012

Pengaruh Penggunaan Bahasa Lokal dalam Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak


Dewasa ini, masalah mengenai pentingnya pendidikan karakter menjadi salah satu topik pembicaraan penting dalam masyarakat. Mulai dari komunitas di lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, serta berbagai macam media massa gencar memberitakan kasus-kasus terkait karakter anak. Hal ini tidak lain karena pandangan masyarakat terhadap sikap dan perilaku para kaum muda sekarang, di mana dianggap mengalami kemerosotan kualitas kepribadian. Hal ini menjadi keprihatinan masyarakat luas karena mereka mengkhawatirkan kondisi di masa depan apabila para penerus mereka memiliki karakter yang tidak baik.

Salah satu contoh kasus penyimpangan perilaku kaum muda adalah tawuran antar pelajar yang terjadi di Sukabumi. Peristiwa ini segera mendapat tanggapan serius dari semua pihak, seperti yang dilakukan di Kelurahan Subang Jaya Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, yakni menyelenggarakan penyuluhan dan penanganan kenakalan remaja, yang melibatkan pihak Polres Sukabumi, bertempat di Aula MTs AL-Mustofa, Kelurahan Subang Jaya. ( Dikutip dalam “Kasus Penyimpangan Perilaku Remaja Sangat Memprihatinkan”, dalam  http://rspdkotasukabumi.blogspot.com . Diakses pada 26 Maret 2012, pukul 13.46 WIB.)

    Ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter, seperti relasi dengan orang tua, pendidikan keluarga, cara bertindak, tata krama, bahkan cara berbicara yang erat kaitannya dengan penggunaan berbagai macam bahasa dalam percakapan sehari-hari. Semua faktor tersebut tidak lepas dari peranan orang tua dalam keluarga.

    Melalui uraian di bawah ini, pembaca akan mengetahui secara lebih dalam mengenai bagaimana pengaruh penggunaan bahasa dalam keluarga terhadap pembentukan karakter anak. Pembahasan akan terfokus pada penggunaan bahasa ibu, yaitu bahasa yang pertama kali dikenal oleh setiap orang karena pengaruh lingkungan keluarga. Diharapkan orang tua dapat dapat memahami pengaruhnya serta dapat menjadikannya sebagai referensi dalam mendidik anak.
                                                                                xxxx
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter. Namun, besarnya peranan masing-masing faktor berbeda, dan tentu saja berbeda pula pengaruhnya terhadap masing-masing individu. Hal ini dikarenakan berbedanya kondisi lingkungan hidup setiap individu terutama kondisi keluarga.

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. (Dikutip dalam “Pengertian Individu dan Keluarga”, dalam  http://wartawarga.gunadarma.ac.id. Diakses pada 21 Maret 2012, pukul 13.58 WIB.) Pola tingkah laku inilah yang terbentuk karena pengaruh lingkungan sekitar. Individu memperoleh pola-pola tersebut dari keluarganya.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan karakter individu. Sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga. Dalam hal ini, orang tua memiliki peranan yang sentral dan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Para ahli pendidikan meyakini, pada tiga tahun pertama usia anak adalah fase pembangunan struktur otak, sedangkan usia tujuh tahun hampir sempurna otak dibentuk. Pada umur-umur tersebut, anak sebagian besar waktunya berada di rumah. Dengan demikian keluarga sangat memberikan pengaruh dalam pembentukan kepribadian yang mendasar seseorang, seiring dengan fase perkembangan otak tersebut. (Dikutip dalam “Pendidikan Integratif dalam Keluarga”, dalam  http://sosbud.kompasiana.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 16. 21WIB.)

Keluarga menjadi sarana pendidikan awal bagi setiap individu sehingga diperlukan pemahaman yang lebih agar anak memperoleh hal-hal yang baik pada awal perkembangannya. Zaman yang semakin berkembang juga membuat orang tua harus semakin barhati-hati dan memberi pengawasan lebih terhadap anaknya agar terhindar dari berbagai pengaruh negatif perkembangan zaman.

Sebagaimana dengan yang sering ditemukan di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat anak pada umumnya menurun dari orang tuanya. Misalnya, seorang Bapak yang tegas memiliki anak yang tegas pula, seorang Ibu yang sabar dan lemah-lembut memiliki anak dengan sifatnya lemah-lembut pula. Kembali lagi hal ini merupakan pengaruh yang diberikan oleh orang tua. Sifat-sifat tersebut ditiru oleh anak-anak karena sifat-sifat itulah yang selalu mereka lihat setiap hari. Anak memperhatikan cara bagaimana orang tuanya bertindak. Anak juga memperhatikan bagaimana orang tuanya berbicara. Mereka meniru semuanya secara persis sehingga dianggap sebagai plagiat ulung. Hal yang paling mudah ditiru adalah bahasa yang digunakan orang tuanya, karena bahasa yang membawa orang tua dan anaknya ke dalam intraksi yang sesungguhnya.

    Bahasa merupakan hal yang sangat berperan dalam kehidupan manusia untuk menciptakan suatu komunikasi dan interaksi antar sesama. Berbagai macam bahasa telah menjadi sarana dalam pembentukan lingkungan hidup dan kepribadian setiap orang.  Menurut Bill Adams, bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif. ( Dikutip dalam “Defenisi Bahasa”, dalam http://carapedia.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 15.41WIB.)

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. (Ibid.)

Beberapa pengertian bahasa tersebut menerangkan adanya korelasi antara bahasa itu sendiri dengan proses perkembangan karakter individu. Di mana tanpa disadari, bahasa telah membentuk pola bicara seseorang dan mempengaruhi pola perilakunya sehari-hari. Setiap orang dapat mewarisi bahasa dari orang tuanya. Bahasa ini disebut bahasa ibu.

Bahasa ibu atau bahasa asli atau bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang. Dan orangnya disebut penutur asli dari bahasa tersebut. Biasanya seorang anak belajar dasar-dasar bahasa pertama mereka dari keluarga mereka. Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir. Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali membuat proses belajar bahasa lain menjadi sulit. Bahasa asli oleh karena itu memiliki peran pusat dalam. (Dikutip dalam “Orang Tua Modern Abaikan Bahasa Ibu”, dalam  http://sosbud.kompasiana.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 16. 01WIB.)

Dalam tahun-tahun awal perkembangan, pertama kali anak akan mengenal bahasa yang digunakan orang tuanya karena pada umumnya orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Anak akan memahami bahasa tersebut dan tentunya akan mewarisinya. Bahasa ini akan berperan dalam pembentukan karakter anak sehingga menyerupai orang tuanya. Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ini berarti setiap anak akan memiliki sifat dan tabiat yang tidak jauh dari orang tuanya, walaupun pada kenyataannya dalam beberapa kasus terdapat ketidaksesuaian.

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.  (Dikutip dalam “Pengertian karakter “, dalam   http://koleksi-skripsi.blogspot.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 16.16WIB.)

Karakter yang dimiliki setiap anak dari keluarga berbeda pun akan ikut berbeda karena perbedaan bahasa yang dimiliki, seperti makna dari istilah  lain ladang lain belalang. Contohnya adalah anak dari suku Jawa yang mengenal bahasa Jawa sebagai bahasa ibu, pada umumnya akan memiliki karakter yang halus dan sopan dalam berperilaku dan berbicara. Hal ini terjadi karena karakter itulah yang pada umumnya dimiliki oleh masyarakat suku Jawa dan telah menjadi ciri khasnya. Sebagai orang Jawa asli tentunya oran tua tersebut memiliki kemampuan berbahasa Jawa yang baik yang tanpa disadari mempengaruhi anaknya karena adanya interaksi antara orang tua dan anak.

Contoh lainnya adalah anak dari suku Batak yang mengenal bahasa Batak sebagai bahasa ibunya. Mereka akan memiliki karakter yang keras dan tegas karena pada umumnya begitulah cara masyarakat suku Batak dalam bekomunikasi. Contoh ini memberi gambaran mengenai perbedaan yang kentara dari penggunaan bahasa ibu yang umumnya merupakan bahasa-bahasa daerah terhadap karakter yang dimiliki.

Setiap bahasa daerah di Indonesia memiliki karakternya masing-masing, yang mampu membawa setiap penggunanya memiliki karakter tersendiri. Namun, hal ini dapat terjadi apabila dalam suatu keluarga memang menerapkan penggunaan suatu bahasa tersebut dalam percakapan sehari-hari karena apabila tidak digunakan, seperti contoh keluarga yang menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-harinya maka anak-anak akan memiliki karakter yang berbeda pula.

Di zaman sekarang, pengaruh penggunaan bahasa ibu seolah berkurang dikarenakan tidak sedikit orang tua yang mengabaikan bahasa ibu. Hal ini dipengaruhi pula oleh adanya perkembangan globalisasi di mana orang-orang banyak meninggalkan kebudayaaan aslinya dan menganut kebudayaan-kebudayaan baru hasil globalisasi.

Namun, pada dasarnya, orang tua hanya menginginkan agar anaknya memiliki karakter yang baik yang dapat menjadi panutan bagi anak-anak yang lain terlepas dari bahasa apa yang dipergunakannya dalam berkomunikasi. Individu berkarakter yang baik memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan niali-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. (Dikutip dalam “Apa Pendidikan Karakter itu?”, dalam  http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 15.46 WIB.)
                                                                                xxxx
 Bahasa merupakan suatu hal yang perlu untuk menetukan karakter seseorang, karena bahasa merupakan sarana pembentuk interaksi dan komunikasi antar individu. Bahasa tertentu dapat membentuk suatu karakter tertentu yang dapat dijadikan sebagai suatu kekhasan. Orang tua mengambil peran yang penting dalam tahap awal pengenalan bahasa kepada anaknya. Bahasa apa yang dikenalkan oleh orang tua kepada anaknyalah yang akan menjadi faktor pendukung awal terbentuknya karakter anak tersebut. Positif ataupun negatif karakter yang dihasilkan, hal ini dipengaruhi oleh cara orang tua menyampaikan bahasa tersebut karena pada dasarnya setiap bahasa memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai sarana komunikasi. Diharapkan orang tua dapat memahaminya dan mempu memberikan yang terbaik guna menciptakan anak-anak dengan karakter yang baik.



Daftar Pustaka
“Apa Pendidikan Karakter itu?”, dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 15.46 WIB.
“Defenisi Bahasa”, dalam http://carapedia.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 15.41WIB.
 “Kasus Penyimpangan Perilaku Remaja Sangat Memprihatinkan”, dalam  http://rspdkotasukabumi.blogspot.com . Diakses pada 26 Maret 2012, pukul 13.46 WIB.
“Orang Tua Modern Abaikan Bahasa Ibu”, dalam  http://sosbud.kompasiana.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 16. 01WIB.
“ Pendidikan Integratif dalam Keluarga”, dalam  http://sosbud.kompasiana.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 16. 21WIB.
“Pengertian Individu dan Keluarga”, dalam  http://wartawarga.gunadarma.ac.id. . Diakses pada 21 Maret 2012, pukul 13.58 WIB.
“Pengertian karakter”, dalam http://koleksi-skripsi.blogspot.com. Diakses 21 Maret 2012, pukul 16.16WIB.

(Tugas Akhir Bahasa Indonesia XII IPA)

2 komentar:

  1. Kayaknya kamu baru belajar membuat blog ya...
    untuk pemula, blog ini cukup baik. tapi kalo bikin blog yang tampilannya menarik, kalau mau saya ajarin...
    ^_^
    visit blog saya : laurenzolocust.blogspot.com
    dan website gereja kita yang sedang saya kelola : www.gerejasantopetrus.co.cc

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, saya baru belajar, sebenarnya cuma iseng :D
      boleh...boleh..
      thx
      God Bless :)

      Hapus