Diorama Sepasang
Al-Banna berkisah tentang lika-liku kehidupan seorang
arsitek muda bernama Rani dalam mencari masa depan dan cinta sejati. Rani
merupakan wanita sederhana dan taat ajaran agama. Dia memiliki impian untuk
mendirikan sebuah biro arsitek dengan nama Al-Banna
yang berarti Sang Pembangun.
Rani
berasal dari keluarga sederhana. Walaupun Rani merupakan anak desa, dia
memiliki semangat berjuang yang tinggi. Dia melanjutkan pendidikannya hingga
tingkat universitas. Rani akhirnya bisa menyelesaikan pendidikannya walaupun
dengan nilai yang pas-pasan. Setelah lulus kuliah, Rani memperoleh pekerjaan di
Biro Arsitek Hirasindu, namun tidak
bertahan lama. Rani merasakan ketidakcocokan
mengenai pandangannya tentang arsitektur dan pandangan dari biro tersebut.
Menurut Rani, arsitektur berarti membangun kehidupan, bukan menghancurkan
kehidupan yang sudah dibangun. Akhirnya, karena Rani tidak sepaham dengan biro
tersebut, Rani memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan di biro arsitek
yang lain.
Rani
mencoba mengikuti tes penerimaan pegawai di Biro
Arsitek Kan Petra yang merupakan salah satu biro arsitek terkenal di
Jakarta. Setelah mengikuti rangkaian tes yang ada, Rani pun lulus dan diterima
bekerja di Biro Arsitek Kan Petra. Di
sana Rani menemukan teman-teman baru yang sangat menyenangkan dan seorang bos
yang sangat dingin, tegas, dan tampan bernama Ryan.
Hari-hari
dilalui dengan cukup melelahkan karena begitu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu relatif
singkat, ditambah lagi dengan kritik pedas dari bos yang seakan tak pernah puas
dengan pekerjaan pegawainya yang sudah berusaha keras. Namun kebersamaan dan
kekompakan bersama teman-teman membuat Rani tetap semangat. Dalam lingkungan
kerja, Rani juga membawa sesuatu hal yang berbeda. Rani yang merupakan gadis
berjilbab yang taat ajaran agama turut membagikan pengalaman dan ilmu
keagamaannya kepada teman-temannya. Karena kelebihannya inilah Rani memiliki
seorang teman dekat bernama Siva yang hendak mendalami ilmu agama.
Selain teman-teman kerja, Rani juga
memiliki seorang teman yang dikenalnya di tempat fitness, namanya Dara. Dara merupakan istri dari Jaka yang tak lain
adalah sahabat dekat Ryan. Dari Dara-lah Rani memperoleh sedikit banyak
informasi mengenai Ryan.
Suatu
hari Rani berkunjung ke rumah Dara. Mereka saling bercerita sampai lupa bahwa
hari sudah malam. Akhirnya Rani pun berpamitan untuk pulang. Rani harus
menyusuri jalan kompleks yang sepi dan gelap untuk mencari taksi. Tanpa diduga
muncullah beberapa orang pemuda dan mulai mengganggunya. Rani pun tidak tinggal
diam dan dia mencoba melawan. Tiba-tiba sebuah sedan Jaguar melesat dengan
kecepatan tinggi. Pemuda-pemuda tersebut berlarian menghindar, sementara Rani
hanya terpaku. Ternyata seseorang yang berada di dalam mobil tersebut adalah
Ryan yang memang hendak menyusul Rani atas permintaan Dara. Akhirnya Rani
diantar pulang oleh Ryan, namun sebelumnya mereka mampir ke POM bensin. Karena
antrian terlalu banyak, Rani memutuskan untuk menunggu di luar. Tidak disangka mereka
bertemu dengan Siva. Seketika itu juga Siva marah kepada Rani karena
beranggapan bahwa Rani telah melakukan perbuatan yang salah dengan pergi berdua
bersama seorang laki-laki. Rani cukup tertekan dengan keadaan ini. Ryan pun
merasa bersalah dan berpendapat bahwa dirinyalah yang harus menyelesaikan
permasalahan ini.
Setelah
meminta pendapat dari Jaka dan Dara, Ryan memutuskan untuk melakukan taaruf bersama Rani. Mereka menentukan
waktu 3 bulan untuk melakukan taaruf.
Hari-hari berlalu, Rani dan Ryan telah mendapat restu dari orang tua Rani.
Suatu hari Rani menanyakan mengenai hubungan mereka, namun Ryan menolak dan
tidak ingin membicarakannya dulu, setelah itu Ryan menghilang entah kemana. Hal
ini membuat Rani kecewa dan marah kepada Ryan.
Tak lama Ryan kembali lagi dan sekarang dengan niat yang utuh ingin
melamar Rani.
Pada
suatu malam, Ryan berkunjung ke rumah Rani di desa, Rani pun tampak terkejut
dan enggan menemui Ryan. Tiba-tiba Ibu Rani keluar dan mengajak Ryan masuk.
Ryan mengungkapkan niatnya untuk menikahi Rani kepada Ibu Rani. Dengan ikhlas
dan bahagia Ibu Rani menerimanya. Setelah Ibu Rani menasihati dan memberi masukan
kepada Rani, akhirnya Rani menerima lamaran tersebut. Setelah menikah, mereka
kebali ke Jakarta dan tinggal di apartemen Ryan. Kehidupan sebagai keluarga
baru mereka lewati dengan bahagia, dipenuhi dengan cita-cita bersama terutama
terkait dengan dunia arsitektur.
Rani
hendak mendirikan sebuah biro arsitek dengan nama Al-Banna yang berarti Sang
Pembangun. Ryan mendukung keinginan istrinya tersebut dan dengan sedikit
modal yang dimiliki, mereka menyewa ruangan kosong di apartemen tersebut yang
selanjutnya akan digunakan sebagai kantor Biro
Arsitektur Al-Banna. Rani merekrut para pekerjanya dengan membuat iklan di
internet. Ternyata respon yang diperoleh sangat baik, baru satu hari iklan
ditayangkan sudah 7 orang yang mendaftar. Rani menerima orang-orang tersebut
dan menempatkan mereka pada bagian yang sesuai menurut Rani.
Semakin
lama Al-Banna semakin berkembang,
jumlah pegawai melebihi kapasitas sehingga Rani dan Ryan harus menyewa satu
ruangan lagi sebagai kantor Al-Banna.
Namun perkembangan Al-Banna
perlahan-lahan terhenti, Al-Banna
mengalami kemunduran dikarenakan terus merugi, jumlah pegawai pun lama-lama
berkurang. Hal ini membuat adanya perselisihan pendapat antara Ryan dan Rani.
Rani hendak mempertahankan Al-Banna
tetapi Ryan menginginkan agar Al-Banna
diakhiri karena hanya membawa kerugian bagi mereka. Namun Rani tetap bersih keras
mempertahankan apa yang telah dicita-citakannya itu. Dan pertengkaran antara
keduanya tidak bisa dielakkan. Ryan memutuskan pergi dari rumah dan
meninggalkan Rani.
Selama
beberapa waktu tidak bertemu keduanya saling mengintrospeksi diri. Ryan
menyadari bahwa tak seharusnya menghentikan mimpi istrinya. Di sisi lain, Rani
tidak sanggup lagi untuk tinggal sendiri, Rani memutuskan untuk datang ke
penginapan yang ditinggali Ryan. Pertemuan keduanya diawali dengan suasana yang
kaku. Mereka hanya berjalan berdua tanpa berkata-kata. Sampai Ryan mengungkapkan kalimat menggoda
Rani, apakah Rani kangen kepada Ryan. Suasana pun perlahan mencair dan mereka
mulai saling bercerita. Rani menceritakan usahanya bersama pegawai yang tersisa
untuk mempertahankan Al-Banna. Rani
dan pegawai-pegawainya merelakan apabila Al-Banna
ditutup. Tentu Rian tidak tega apabila mimpi istrinya terhenti, dengan senang
hati Ryan membatalkan niatnya untuk menutup Al-Banna.
Dan akhirnya mereka kembali bersama, hidup bahagia dan membangun Al-Banna bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar