Rabu, 04 Juli 2012

The Kite Runner by Khaled Hosseini


"Sesuatu yang terjadi dalam beberapa hari kadang-kadang bahkan dalam sehari, bisa mengubah keseluruhan jalan hidup seseorang." Itulah sepenggal kalimat yang dituliskan oleh Khaled Hosseini untuk memberi sedikit gambaran awal mengenai kisah kehidupan seorang Afghani yang penuh lika-liku perjuangan mempertahankan hidup di tengan kerasnya peperangan tanpa kenal ampun yang terjadi ketika tahun 1970an.

Seorang anak dari keluarga terpandang bersuku Pasthun bernama Amir, melalui masa kecilnya ditemani dengan Hasan, seorang Hazara setia, yang dipandang sebelah mata. Mereka melewati hari-harinya bersama penuh keceriaan, tak terasa perbedaan di antara mereka yang bagi orang dewasa merupakan hal yang sering dipermasalahkan. Tradisi menerbangkan layang-layang dan mengejar yang putus merupakan hal kesukaan mereka. Dimana setiap anak akan berusaha mendapatkan layang-layang yang terakhir putus dan rasa kebanggaan  pun akan memenuhi yang berhasil. 

Suatu ketika di saat pertandingan besar terjadi, Hasan berhasil mendapatkan layang-layang terakhir. Namun, di tegah perjalanan pulang, dia dihadang oleh sekelompok anak berada yang sombong. Mereka memaksa Hasan untuk menyerahkan layang-layang itu.Tanpa gentar Hasan menolak dan tetap mempertahankannya karna dia telah berjanji kepada Amir untuk mendapatkan layang-layang itu. Namun, keberanian dan kesetiaan Hasan harus dibayar mahal dengan mengalami sesuatu diluar akal sehat seorang seusianya.

Amir mengetahui apa yang dialami Hasan, tetapi rasa takut Amir tidak mampu membuatnya membela dan menyelamatkan Hasan dari peristiwa tersebut. Akhirnya mereka pulang seolah tak terjadi sesuatu hal yang berarti kecuali berhasil mendapatkan layang-layang tersebut. Semenjak peristiwa di siang itu semua berubah, Amir malu akan perbuatannya dan tidak berani menemui Hasan. Amir pun merencanakan sesuatu hal yang dapat membuat Hasan dan ayahnya pergi dari rumah Amir. Dan apa yang direncanakan Amir ternyata berhasil, sejak saat itu mereka tidak pernah berjumpa kembali.

Perang di Afghanistan semakin menjadi-jadi. Situasi yang tidak kondusif membuat Baba, ayah Amir, memutuskan untuk segera meninggalkan Afghanistan dan pindah ke negara yang lebih aman yaitu Amerika. Di sana Amir melewati sisa-sisa masa kecilnya, mengawali masa remaja hingga menjadi seorang laki-laki dewasa. Di Amerika pula Amir menemukan belahan jiwanya yaitu Soraya, seorang gadis asal Afghanistan yang juga ikut mengungsi ke Amerika.

Suatu ketika muncul keinginan Amir untuk kembali dan menemui sahabat kecilnya, Hasan.Dia menghubungi sahabat ayahnya, Rahim Khan untuk mengetahui kondisi terkini di Afghanistan dan tentunya mengenai Hasan. Namun, semua telah terlambat karena Hasan telah tiada dan meninggalkan seorang anak bernama Sohrab yang sekarang tinggal di sebuah panti asuhan mengenaskan. Dan sebuah fakta mengejutkan pun baru diketahui Amir bahwa Hasan merupakan saudara seayah Amir. Semua peristiwa masa lalu antara dirinya dan Hasan kembali mengusik pikirannya. Penyesalan teramat sangat menghampirinya ketika mengingat betapa pengecutnya dia hingga tidak berani untuk menolong Hasan dari sekelompok anak nakal tersebut. Ternyata, seorang Hazara kecil yang selalu setia menemaninya adalah adik laki-lakinya. Dan untuk membayar semuanya, Amir bertekad untuk mencari dan membawa Sohrab tinggal bersamanya. Namun, tidak semudah yang dikira karena Sohrab telah berada dalam tangan kelompok orang beraliran keras yang dipimpin oleh Assef, seseorang yang telah malakukan suatu tindakan tidak terpuji terhadap Hasan, ayah Sohrab ketika masih kecil. Dengan sedikit rasa ragu namun berusaha untuk menguatkan diri, Amir mencoba menemui Assef dan Sohrab. Perkelahian di antara Amir dan Assef pun tak terelakkan. Ketika Amir tak sanggup lagi untuk memberi perlawanan terhapad kebrutalan Assef, tanpa disangka Sohrab telah mengangkat dan menarik ketapelnya ke arah mata Assef. Sohrab melepaskan tarikan ketapelnya dan tepat mengenai mata Assef. Sebuah keahlian dan ketepatan yang diwarisi Sohrab dari ayahnya, Hasan. Tanpa membuang-buang waktu Amir dan Sohrab segera meninggalkan Assef dan pergi sejauh mungkin untuk menyelamatkan diri.

Sempat ada keraguan di dalam diri Sohrab terhadap hal yang akan dijalaninya ke depan, di mana dia akan meninggalkan tanah airnya dan pergi bersama Amir untuk memulai hidup baru yang penuh ketenangan dan ketentraman. Amir berusaha sekeras mungkin untuk meyakinkan Sohrab bahwa inilah yang terbaik untuknya. Dan akhirnya Sohrab bersedia dan mereka, bersama Soraya, istri Amir, hidup bahagia selamanya. 



  ** The Kite Runner have inspired me. The wars will not be able to prevent us from reaching our destiny. The wars will not be able to steal from us, happiness and a bit of the story of our lives.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar