Sabtu, 07 Juli 2012

A Thousand Splendid Suns by Khaled Hosseini


"Siapa pun takkan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atap, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dinding." Puisi dari Saib-e-Tabrizi ini menjadi salah satu dari sekian kutipan puisi yang ditampilkan oleh Khaled Hosseini dalam novel keduanya, A Thousand Splendid Suns.

Novel ini masih bercerita tentang kehidupan penuh perjuangan di tengah perang di Afghanistan. Berkisah mengenai perjalanan hidup dua orang wanita beda usia yang sama-sama memiliki semangat luar biasa. Mariam dan Laila, dua dari sekian banyak wanita Afghanistan yang berusaha keluar dari tekanan hidup yang pelik. 

Berawal dari Mariam dan Nana, ibunya. Tinggal di sebuah kolba kecil pemberian Jalil, ayah Mariam. Hanya itu yang dapat diberikan oleh Jalil karena Mariam hanyalah seorang harami yang keberadaannya sulit sekali untuk diterima di rumah megah Jalil bersama ketiga istrinya dan anak-anaknya yang beruntung. Menghadapi keadaan ini, Mariam tetap tabah dan menatap ke depan.

Nana sebenarnya seorang ibu yang baik dan sangat menyayangi anak semata wayangnya. Namun, tekanan hidup yang teramat berat terkadang membuat tindakannya menjadi kasar terhadap Mariam. Suatu ketika muncul keinginan Mariam untuk mengunjungi rumah Jalil. Nana telah memperingati Mariam untuk tidak melakukannya, tetapi Mariam menganggapnya angin lalu karena tidak mampu membendung rasa kangen terhadap Jalil. Perjalanan cukup sulit harus dilalui anak kecil seperti Mariam.Tetapi apa yang diharapkannya tak terwujud. Mariam tidak bisa menemui Jalil dan harus dipulangkan secara paksa. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati tubuh Nana tergantung tak bernyawa di depan kolba. Mariam menyesali tindakannya yang tidak mendengarkan Nana. Semenjak peristiwa tersebut kehidupan Mariam berubah.
***
Mariam sempat tinggal beberapa waktu di rumah Jalil sebelum akhirnya dinikahkan dengan seorang teman Jalil bernama Rasheed, yang usianya melampaui usia Mariam. Mariam tidak mampu menolak paksaan yang ditujukan kepadanya. Dengan berat hati Mariam menerima pernikahan tersebut.

Kehidupan awal pernikahan mereka dirasakan cukup manis. Rasheed memperlakukan Mariam dengan baik dan tidak pernah memukulnya. Tahun-tahun berlalu dan perilaku Rashees pun mulai berubah. Terkadang memukul tanpa sebab. Menganggap salah semua yang dikerjakan oleh Mariam. Semua hal ini dikarenakan Mariam yang tidak mampu memberikan seorang anak untuk Rasheed. Disetiap kehamilannya. Mariam selalu mengalami keguguran. Hal ini seolah hanya membebani Rasheed, tapi Mariamlah yang ternyata menjadi hancur karena ketidakmampuannya ini.
***
Cerita beralih sejenak ke kehidupan Laila, gadis kecil yang merupakan tetangga Mariam. Laila menjalani masa kecilnya dengan cukup bahagia, mungkin lebih baik daripada banyak anak di Afghanistan. Laila masih memiliki kedua orangtua yang menyayanginya terutama ayahnya yang senantiasa mengajarinya banyak hal, serta seorang anak laki-laki, sahabat Laila bernama Tariq. Bertahun-tahun mereka bersahabat hingga muncullah sebuah rasa yang tak biasa di antara mereka. Menginjak remaja mereka baru menyadari bahwa mereka saling mencintai. Rasa cinta yang kuat di antara mereka tidak terbendung lagi, hingga mereka tidak dapat mengendalikan diri masing-masing.


Keluarga Tariq memutuskan untuk meninggalkan Afghanistan. Tariq menyatakan niatnya untuk menikahi Laila dan hendak mengajaknya pergi. Namun Laila tidak mampu memberi jawaban iya karena dia tidak bisa meninggalkan orangtuanya yang bersih keras tetap tinggal di Afghanistan. Dengan perasaan yang hancur, Laila harus merelakan kepergian Tariq.


Setelah beberapa bulan muncullah keinginan orangtua Laila untuk mengungsi ke luar Afghanistan. Laila berharap agar hal ini bisa datang lebih awal sehingga dia takkan terpisah seperti sekarang dengan Tariq. Namun penyesalan tiada guna. Laila dan kedua orangtuanya membereskan barang-barang yang perlu dibawa. Tak disangka di suatu malam, sebuah bom jatuh di rumah mereka, meluluhlantakkan semuanya dan merenggut nyawa kedua orangtuanya. Laila pun terluka begitu parah. Mariam dan Rasheedlah orang yang menemukan dan menyelamatkan Laila. Mereka merawat Laila dengan sepenuh hati hingga Laila pulih. Inilah awal kebersamaan yang akan dijalani Mariam dan Laila.
***
Waktu berlalu dan kondisi Laila mulai membaik. Laila sudah mampu untuk bangkit dari tempat tidurnya. Laila merupakan seorang gadis yang cantik dan cerdas, tentu akan banyak pria yang ingin mendekati dan memilikinya, tak terkecuali Rasheed. Seolah tak sadar dengan usianya sekarang, Rasheed mengutarakan maksudnya untuk menikahi Laila kepada Mariam. Mariam beusaha untuk menolak keinginan suaminya tersebut. Rashees tidak mau kalah memberika begitu banyak alasan yang sebenarnya hanya memenangkan dirinya. Untuk melancarkan rencanya ini, Rasheed membayar orang untuk memberi kesaksian bahwa Tariq telah meninggal dunia. Laila tentu sangat mempercayainya karena orang tersebut begitu meyakinkan. Dengan semua yang dialaminya, Laila pun menerima untuk dinikahi Rasheed, karena ternyata Laila telah mengandung seorang bayi, buah dari tindakan terlarangnya bersama Tariq. Semua ini dilakukan Laila dengan terpaksa demi menyelamatkan dirinya, walaupun dia sangat tahu bahwa tindakannya melukai Mairam.

Semenjak Laila menjadi istri Rasheed, ketimpangan selalu terjadi. Rashees begitu manyayangi Laila dan Mariam bagai terlupakan. Rasheed mengetahui bahwa Laila tengah mengandung dan dia tidak tahu bahwa anak itu bukanlah anaknya. Dan ternyata anak yang dikandung Laila adalah seorang bayi perempuan, hal ini membuat Rasheed kecewa dan berubah 180 derajat prilakunya terhadap Laila.


Kesamaan prilaku Rasheed kepada kedua istrinya inilah yang memunculkan rasa senasib sepenanggungan di antara Mariam dan Laila. Perlahan mereka mulai akrab dan semua pekerjaan rumah mereka lakukan secara bergantian. Azizah, anak perempuan Laila pun sekarang begitu dekat dengan Mariam dan seolah tak ingin lepas dari pelukannya.


Beberapa tahun selanjutnya, Laila mengandung kembali, seorang anak laki-laki yang begitu didambakan Rasheed. Tidak mudah perjuangan yang ahrus dilewati Laila ketika melahirkan Zalmai. Ketika itu perang sedang berkecambuk. Rumah sakit mengalami kekurangan pasokan obat-obatan. Laila harus menjalani operasi caesar tanpa obat bius. Batapa menyakitkan hal yang harus dialami Laila, namun semua itu diterimanya dengan ikhlas demi anak tercinta. Sekarang perhatian Rasheed sepenuhnya hanya untuk Zalmai. Semua yang dikerjakan Rasheed demi Zalmai.


Perang membuat keadaan ekonomi semakin merosot, ditambah dengan terjadinya kemarau berkepanjangan. Demi melakukan penghematan pun Rasheed berencana meletakkan Azizah di sebuah panti asuhan. Hai ini harus diterima Azizah dan Laila. Laila pun berjanji untuk mengunjungi Azizah setiap hari.


Tanpa diduga, di suatu siang, tampak seorang laki-laki berdiri di depan rumah Rasheed. Laila mengamati dengan seksama. Ternyata laki-laki itu adalah Tariq, sahabat kecilnya. Rasa rindu yang selama ini terpendam pecah begitu saja. Laila mempersilahkan Tariq masuk dan mereka bercerita benyak hal yang selama ini mereka lewati. Kejadian ini membuat Zalmai tidak nyaman dan ketika malam tiba, dia menceritakan semuanya kepada ayahnya. Kemarahan Rasheed pun meluap, kebrutalannya muncul. Bersama ikat pinggang miliknya, dia melancarkan pukulan-pukulan yang menyakitkan pada Laila. Mariam pun tidak luput karena dia berusaha menolong Laila. Ketika sampai di titik klimaksnya, Mariam melihat bahwa Rashees pasti akan membunuh Laila dengan tidak melepaskan cekikannya pada leher Laila. Tanpa tahu apa lagi yang harus diperbuat, Mariam berlari dan mengambil sekop di ruang perkakas. Dengan sisa tenaga yang ada, Mariam menjatuhkan pukulannya tepat dikepala Rasheed. Seketika itu pula Rasheed meninggal. Mayatnya pun mereka sembunyikan di ruang perkakas agar tak ada yang mengetahuinya dalam waktu dekat.


Setelah peristiwa itu, Laila berencana melarika diri. Dia mengajak Mariam untuk pergi bersamanya, namun Mariam menolak dengan alasan bahwa inilah yang terbaik untuk keduanya. Sulit bagi Laila untuk meninggalkan Mariam setelah begitu banyak kebersamaan yang mereka jalani. Tap semua telah memiliki jalannya sendiri dan hanya dapat diterima. Akhirnya Laila pergi bersama kedua anaknya dan Tariq. Setelah beberapa hari akhirnya pembunuhan yang dilakukan Mariam pun diketahui oleh pemerintah. Walaupun Mariam beralasan untuk membela diri namun tindakannya tetap tidak bisa dimaafkan dan sekarang Mariam harus menanggung akibatnya dengan mengalami hukuman mati.


Laila tahu dengan apa yang dialami Mariam, tetapi tidak ada yang bisa diperbuatnya selain berdoa agar Mariam bahagia nantinya. Setelah perang meredah, Laila dan keluarga kembali ke Afghanistan dan memulai kembali kehidupan mereka. Tariq akhirnya bisa menikahi Laila, gadis pujaannya semenjak kecil.




**Sangat menyentuh sekali karya yang ditulis oleh Khaled Hosseini ini. Setiap peristiwa dijabarkan secara detail dan kata-kata yang tepat semakin membangkitkan makna yang hendak dihadirkan. Karya yang sangat layak untuk dibaca. I greatly appreciate :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar